Akhir pekan lalu saya ‘dikejutkan’ oleh seri ke-16 MXGP yang berlangsung
di sirkuit legendaries, TT Assen.
Sebenarnya pemilihan venue sirkuit Assen untuk gelaran MXGP of The
Netherlands ini sudah diketahui sejak awal musim, tapi detail layout atau
bentuk sirkuit motocrossnya baru saya ketahui kemarin (maklum sudah jarang
update berita MXGP, kecuali bagian Ryan Villopoto atau Romain Febvre).
Kembali ke topik awal, beberapa tahun yang lalu memang sudah sering
sirkuit-sirkuit aspal terkenal yang menjadi venue kejuaraan motocross. Misalnya
sirkuit Donington Park dan Franciacorta yang menggelar kejuaraan MXoN 2008 dan
2009. Tapi waktu itu sirkuit motocross dibangun di lahan kosong di bagian dalam
atau sekitar sirkuit. Tapi untuk sirkuit TT Assen ini tidak!
Sirkuit non-permanen ini 80% dibangun diatas lintasan aspal yang sudah ada (menimbun
lintasan aspal dengan tanah dan pasir). Area start diposisikan di chicane terakhir sebelum trek lurus sirkuit
Assen. Trek tanah dan pasir, khas MXGP di area Benelux, kemudian menjalar
hingga depan tribun utama sirkuit (area kosong sebelah main straight) kemudian
ke pit lane (!) dan berakhir di tempat parkir sirkuit sebelum kemudian kembali
ke garis finish di sebelah area start.
Area start trek MXGP Assen 2015 |
Layout trek MXGP Assen 2015 (sebelum revisi) |
Gambar layout trek di atas adalah versi awal sebelum sektor di depan tribun utama dipanjangkan hingga melintasi mayoritas main straight dan pit lane sirkuit Assen.
Layout yang ‘tidak biasa’ ini sebenarnya pernah dilakukan sirkuit
Lausitzring untuk menggelar MXGP of Germany pada 2013. Lausitzring adalah sirkuit tri-oval khas balap Amerika Serikat yang pernah menggelar kejuaraan World Superbike dan A1GP di "Infield Track"-nya.
Pada waktu itu sebagian besar trek diposisikan di run-off area tikungan pertama "Infield Track". Trek tersebut kemudian menjalar hingga sebagian braking area di ujung main straight sirkuit. Tapi sayangnya sirkuit motocross non-permanen ini hanya digunakan sekali saja dan tidak berlanjut untuk tahun-tahun setelahnya. Wajar sih, soalnya waktu itu sirkuit Lausitzring hanya sebagai ‘pengganti’ karena sirkuit utama MXGP of Germany, Teutschental, akan digunakan untuk venue MXoN 2013.
Pada waktu itu sebagian besar trek diposisikan di run-off area tikungan pertama "Infield Track". Trek tersebut kemudian menjalar hingga sebagian braking area di ujung main straight sirkuit. Tapi sayangnya sirkuit motocross non-permanen ini hanya digunakan sekali saja dan tidak berlanjut untuk tahun-tahun setelahnya. Wajar sih, soalnya waktu itu sirkuit Lausitzring hanya sebagai ‘pengganti’ karena sirkuit utama MXGP of Germany, Teutschental, akan digunakan untuk venue MXoN 2013.
Tapi ternyata respon fans untuk sirkuit non-permanen seperti ini justru
cenderung negatif. Karakternya lebih mirip sirkuit supercross dan menghilangkan sisi 'alami' yang sangat kental di sirkuit motocross pada umumnya. Jadi wajar jika sirkuit ini tidak terlalu awet dan hanya sekali digunakan Lausitzring.
Yang jadi pertanyaan adalah, kenapa sirkuit seperti ini muncul lagi dan kali ini justu ada di sirkuit legendaris, TT Assen? Padahal masih banyak sirkuit-sirkuit motocross berkualitas di Belanda.
Dan akhirnya saya sampai pada satu kesimpulan (analisis pribadi). Sirkuit non-permanen seperti ini ingin memanfaatkan tribun penonton yang sudah ada sebagai salah satu keunggulan untuk menarik perhatian penonton lebih baik lagi. (rz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar