Analisis; Lulusan GP2 yang (Mulai) Susah Masuk F1 & Gaya Baru Transfer Pembalap F1!


Davide Valsecchi (juara 2012), Fabio Leimer (juara 2013), dan Stoffel Vandoorne (juara 2015) adalah 3 driver juara GP2 yang sejauh ini belum turun di balapan F1. Hanya Jolyon Palmer (juara 2014) yang sudah memastikan kursi balap untuk #F12016 di tim Lotus, setelah setahun ini ia vakum balap dan hanya menjadi test-driver untuk tim tersebut.

Kesimpulannya adalah, beberapa tahun terakhir ini lulusan GP2 agak susah masuk ke F1; bahkan untuk juaranya sekalipun. Menjadi juara juga berarti sudah tidak boleh berlaga lagi di kelas tersebut untuk musim-musim selanjutnya. Dan akhirnya, untuk sekarang ini tittle juara GP2 hanyalah 'bonus'.

Melihat komposisi pembalap di tim F1 akhir-akhir ini, kita bisa memahami beberapa 'gaya' baru yang diterapkan oleh tim-tim F1. Misalnya saja;

  1. McLaren, Ferrari, Mercedes; masih mempertahankan pembalap top (yang usianya mungkin sudah tua). Raikkonen (36), Button (35), Alonso (34), Hamilton (30), Rosberg (30). Hanya Vettel yang sedang memasuki usia emasnya (28).
  2. Red Bull & Toro Rosso tergabung ke dalam keluarga Red Bull. Menjadi sangat sulit untuk menembus tim F1 mereka jika kamu bukan anggota akademi balap Red Bull.
  3. Lotus, Force India, Sauber; tim medioker yang butuh dana sponsor terutama dari pembalapnya. Sebut saja; Felipe Nasr (Banco do Brasil), Sergio Perez (Telmex), dan Pastor Maldonado (PDVSA).
  4. Williams, kombinasi pembalap veteran dan pembalap muda potensial (Massa, 33; Bottas, 26)
  5. Manor, satu-satunya tim papan bawah yang memang sangat butuh dana sponsor dari pembalapnya. sayang banget kalau Rio sampai gabung di tim ini :(
  6. Haas, tim baru yang memang butuh pembalap berpengalaman (Romain Grosjean) dan pembalap yang berasal dari Amerika Utara* (Esteban Gutierres/Meksiko)

Formula 1 modern sekarang ini berbeda jauh dengan F1 musim 2006-2007. Waktu itu minimal ada 2 lulusan GP2 yang bertarung di F1. Rata-rata dari mereka menggantikan driver-driver tua semacam Juan Pablo Montoya, Ralf Schumacher, hingga Jacques Villeneuve (rata-rata dari mereka memang sudah sepantasnya digantikan sih, meskipun misalnya Ralf dan Juan yang masih berusia 32 dan 31 tahun pada waktu mereka hengkang dari F1).

Kompleks juga ya persoalan transfer pembalap F1 modern ini... Harus ada teknik dan taktik untuk menaklukkan gerbang tinggi menuju F1. Salah satunya dengan mengincar posisi test-driver. Tidak masalah setahun atau dua tahun, tetapi kalau langsung menjadi opsi utama untuk direkrut tim 'kan enak juga, seperti Jolyon Palmer.

Finally, sorry to say untuk Rio Haryanto; sebaiknya niat ke F1 ditunda dulu gimana? Ingat Stoffel Vandoorne yang juara GP2, saya teringat komentar di sebuah forum (website balap) "Jika Stoffel Vandoorne saja tidak bisa masuk F1, berarti tidak ada yang cukup pantas -dari GP2 2015- untuk masuk ke #F12016.

(rz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar