Spesial; Mengenang MotoGP 2007, Musim Dengan Desain Motor Terbaik

Berhubung MotoGP lagi libur, gak ada salahnya sedikit napak tilas musim-musim MotoGP yang cukup berkesan. Kalau kemarin saya bahas musim terburuk di MotoGP, kali ini saya akan membahas musim dengan desain motor terbaik, mulai dari Honda sampai Ilmor, Ducati dan Team Roberts. Semua tampilan motor di musim ini sangat fantastis (bentuk motor hingga warna atau livery).

MotoGP 2007 adalah musim pertama era mesin 800cc diterapkan. Penyusutan kapasitas mesin direspon oleh pabrikan dengan membuat tunggangan yang sekilas nampak lebih imut, dan saya sangat suka itu. Honda, Kawasaki, Yamaha, dan Ilmor adalah pemakai konsep 'imut' di musim ini. Meskipun sebenarnya konsep ini hanya bertahan semusim saja. Penyebabnya adalah kesuksesan Ducati dengan fairing dan bentuk motor keseluruhan yang menggembung, melengkung, dan sangat memperhatikan sisi aerodinamikanya. Perbedaan konsep menggembung vs imut/lancip seperti ini sebenarnya sudah dibahas sejak era MotoGP 4-tak akan dimulai. Waktu itu Honda menjadi pioneer desain meruncing lewat tunggangan RC211V.

Oke, kembali lagi ke bahasan utama. Musim dengan desain motor terbaik. Yang pantas untuk dibahas pertama tidak lain dan tidak bukan, tentu saja, Honda RC212V,

Buntut Imut (dan Lancip)

Tren buntut imut sebenarnya sudah dimulai sejak 2006, lewat Yamaha dan Ilmor. Tetapi yang benar-benar imut adalah buntut motor 4-tak generasi kedua buatan Honda, RC212V. Panjang buntut motor gak lebih (atau hanya setengah) dari diamater ban. Honda RC212V semakin menunjukkan MotoGP modern tidak butuh nomor start dipampang di sisi kiri-kanan buntut motor (karena space yang tersedia semakin mengecil). Sebagai gantinya nomor start pembalap dipasang di spatbor belakang (yang tampak membesar) atau di bawah (bagian samping) jok motor.

Selain buntut imut juga ada buntut lancip. Hanya bisa didapatkan dengan tidak memasang exhaust di buntut motor. Oleh karena itu hanya Honda, Yamaha, Kawasaki, dan Ilmor saja yang bisa membuat desain buntut lancip ini. Khusus untuk Yamaha dan Kawasaki, bentuk buntut motor lancip mereka sudah ada sejak 2003 (Kawasaki sejak 2004). Dan kalau ada yang merasa desain buntut Kawasaki, Ilmor dan Suter Moto2 mirip, percayalah, karena semua motor itu memang dibuat oleh perusahaan Eskil Suter, hehe.

(1) Repsol Honda (RC212V). Secara umum motor Honda ini menggabungkan
desain fairing lawas (RC211V) dengan bentuk buntut baru yang eksotis.
(2) Kawasaki Racing Team (ZX-RR). Salah satu pemilik desain buntut
lancip terbaik di era MotoGP modern. Bravo!
(3) FIAT Yamaha (YZR-M1). Livery FIAT Yamaha langsung ngehits waktu itu.
Tetapi saya lebih suka warna tradisional Yamaha seperti ini. Tampak lebih
garang dan lancip.


Trend Warna Putih

Flashback ke 2005, waktu itu hanya tim Suzuki MotoGP dan tm baru, Konica Minolta Honda saja yang menggunakan warna dominan putih untuk warna tunggangan mereka. Warna putih lalu mendapat perhatian lebih sejak Honda LCR dan Ilmor GP menggunakannya di musim 2006. Lalu puncaknya di 2007 warna putih menjadi populer saat Yamaha membranding tunggangan mereka dengan sponsor FIAT. Warna putih disandingkan dengan warna tradisional Yamaha (biru) menjadi satu kombinasi warna yang fresh di musim itu. Ada juga tim Pramac Racing yang beralih dari hitam ke putih mulai musim 2007.

(4) Konica Minolta Honda (RC212V). Shinya Nakano dengan nomor start
di lokasi yang baru untuk generasi motor Honda 800cc.
(5) Honda LCR (RC212V). Putih menjadi warna tim LCR jauh sebelum tim ini
bermain di kelas MotoGP. Tunggangan Checa ini mulai mempopulerkan
nomor start pembalap berada di bawah jok bagian samping.
(6) Ilmor GP (X3). Tim yang digadang-gadang bakalan berjaya di MotoGP ini
turut meramaikan era 'keputihan' di MotoGP sejak 2006.
(7) Honda Gresini (RC212V). Ada sedikit unsur warna putih disini. Sayang deal
sponsor dengan Hannspree cuma kecil. Coba kalau bisa jadi sponsor utama, motor
ini akan didominasi warna putih dan sedikit aksen light-green dari Hannspree.

Rest of the Field

Suzuki, Ducati, dan Team Roberts tampil sebagai oposisi dari desain yang dianut Honda, Yamaha, Kawasaki, dan Ilmor. Kebetulan Suzuki dan Ducati sama-sama memakai knalpot di bawah buntut motor, sehingga bolehlah kalau kita anggap mereka 'bersekongkol'. Kebetulan juga Suzuki dan Ducati adalah dua tim dengan prestasi paling menanjak di MotoGP 2007 (dua-duanya diuntungkan oleh performa menawan ban Bridgestone). Dan kebetulan ketiga adalah, Suzuki-Ducati sama-sama menggunakan satu warna dominan untuk tunggangan mereka. Keren samaannya!

Sementara Team Roberts tampil lebih sederhana, tidak begitu lancip tapi tidak membulat, agak berbeda dibandingkan motor KR211V (2006). Tampilan livery hitam mereka juga juara banget, dipadukan dengan logo tengkorak dan tulisan sederhana, motor mereka terlihat jadi sangat 'Amerika'. Uniknya, warna ini adalah warna 'setelah mendapatkan sponsor'. Sebelum berwarna hitam seperti itu, motor Team Roberts berwarna merah-biru sederhana, cocok dengan satu-satunya sponsor waktu itu, Motorpoint. Baru setelah dapat sponsor Las Vegas, Fimax, ti, bukan cuma warna motor saja yang dirubah, tapi tim ini nambah satu motor lagi (yang dikendarai oleh Kurtis Roberts, adik Kenny Jr). Sayangnya, itu adalah motor terakhir Team Roberts di ajang MotoGP (padahal era 800cc baru mulai lho!)

(8A) Team Roberts (KR212V). Lebih keren warna hitam diatas atau warna
biru-merah dibawah?
(8B) Team Roberts (KR212V) Livery sebelum mempunyai sponsor.
(9) Rizla Suzuki (GSV-R). Lompatan besar Suzuki dan peran ban Bridgestone
yang krusial. Desain dan warna motor idola! Plus desain helm Chris TOP banget!
(10) Ducati Marlboro Team (Ducati GP7). Warna dominan & logotype
Marlboro, livery terbaik Ducati Team sepanjang masa!
(11) Pramac Racing (Ducati GP7). Trend warna putih di motor Ducati.
(12) Dunlop Yamaha Tech 3 (YZR-M1). Tim yang agak terlupakan, inilah
tim pertama yang pertama kali mempromosikan Sylvain Guintoli
ke MotoGP, doi adalah juara dunia World Superbike 2014.

Pada akhirnya saya akan tetap memasukkan MotoGP 2007 sebagai salah satu musim terbaik, meskipun ini adalah musim terburuk untuk Valentino Rossi, haha. Desain motor, livery, kuning, biru, putih, hijau, hitam, Donington, Losail siang hari, semuanya masih sangat baik di musim pertama MotoGP 800cc...

Spesial; Mengenang Musim Terburuk di Era MotoGP Modern

Ilmor GP, korban pertama era MotoGP 800cc.
MotoGP 800cc mencapai puncak 'kegagalannya' pada musim 2011.

Saya tertarik kembali membahas MotoGP 2011 karena ternyata ada persamaan tanggal dalam kalender tahun 2011 dan 2016. Dan beberapa seri MotoGP 2011 dan 2016 juga digelar di tanggal yang sama; entah di sirkuit yang sama atau tidak. Tetapi selain itu, MotoGP 2011 adalah salah satu musim terburuk di era MotoGP modern karena diwarnai banyak hal negatif atau bisa disebut sebagai "kegagalan".

Kalender Sama-Sama Aneh

Buat yang merasa kalender MotoGP musim ini 'aneh', hal itu ternyata juga terjadi di musim 2011. Lima tahun yang lalu, bahkan jeda panjang (selama 4 minggu) yang musim ini terjadi di tengah musim, justru sudah terjadi antara seri Jerez dan Estoril (seri 2-3). Lalu masuk jeda 3 minggu antara seri Le Mans dan Catalunya (seri 4-5) dan jeda paruh musim (yang justru lebih singkat daripada musim ini.

Musim ini juga ada penjadwalan seri yang tampak 'aneh', Dari Laguna Seca lanjut jeda paruh musim ke Brno. Lanjut ke Amerika lagi (Indianapolis) dan seminggu berselang sudah ada di Eropa lagi (Misano). Selow banget bisa bolak-balik Eropa-Amerika, hehe. Tapi 2011 jadi yang terakhir sih MotoGP pakai kalender yang gak efektif itu. Mulai musim 2012 sampai Laguna Seca dicoret, dua seri penutup dan pembuka antara jeda paruh musim dilakukan di Amerika Serikat. Jadi lumayanlah pembalap bisa liburan musim panas di Amerika Serikat. Bisa nonton X-Games dan Pro Motocross.

Grid Kosong Melompong

Dunia sedang dilanda krisis ekonomi, MotoGP 800cc mahal, dan 2011 adalah musim terakhir mesin 800cc. Musim 2011 menjadi musim dengan jumlah starter paling sedikit, yaitu 17 pembalap reguler. Jumlah tersebut sebenarnya cuma berkurang 2 dari musim 2008 (musim kedua balapan 800cc). Terimakasih untuk tim Aspa dan Cardion AB yang 'menambal' kepergian Kawasaki dan 1 motor Suzuki.

MotoGP justru menjadi 'kesepian' karena regulasi mesin 800cc.
Grid yang kosong melompong membuat kesempatan meraih poin menjadi sangat besar. Overtaking gak terlalu penting, cukup tunggu aja minimal 2 pembalap crash atau DNF, kita pasti sudah dapat poin. Hanya 10 rider yang berhasil finish tiap balapan adalah cerita yang umum di musimini. Mengerikan! 

Kecelakaan, Cedera, Absen, hingga Meninggal

Musim 2011 adalah kedua kalinya dalam rentang waktu 10 tahun, seorang manta juara dunia 250cc meninggal karena kecelakaan saat balapan. Pertama adalah Daijiro Kato (juara 2001, tewas Suzuka 2003), lalu Marco Simoncelli (juara 2008, tewas Sepang 2011). Selain meninggalnya Marco Simoncelli, musim 2011 juga menyimpan cerita tentang beberapa pembalap top yang harus absen karena cedera.

MotoGP Malaysia 2011 adalah pertama kalinya di era MotoGP race dibatalkan saat sudah berjalan selama 2 lap.

Casey Stoner pernah mengalaminya (absen balapan) musim 2009 karena sakit. Musim 2011 kejadian tersebut dialami oleh Dani Pedrosa (absen 3 seri karena kecelakaan di Le Mans vs Simoncelli) dan Jorge Lorenzo (absen di 3 seri terakhir karena cedera di Australia). 

Yamaha Factory Racing mencapai puncak musim mereka di MotoGP Australia. Kedua rider (Lorenzo & Spies) gagal ikut balapan karena kecelakaan di awal sesi Grand prix. Keduanya harus absen dan pintu paddock YFR terpaksa ditutup lebih awal. Menyedihkan.

MotoGP Australia 2011 adalah pertama kalinya di era MotoGP tim Yamaha MotoGP (secara keseluruhan) gagal mengikuti lomba.

Valentino Rossi juga punya cerita lho, 4x DNF di 4 seri terakhir, semuanya karena kecelakaan (termasuk kecelakaan di Sepang). Kecelakaan di Motegi-Phillip Island karena dirinya sendiri, sementara kecelakaan di Sepang-Valencia karena pembalap lain. 4x DNF (crash) berunrun adalah catatan terburuk Vale sepanjang kariernya. Dan DNF terakhir di Valencia jadi catatan khusus. Ia ditabrak oleh Bautista (!) di T1 dan ikut menyeret Hayden-De Puniet. Bakat Bautista udah mulai kecium di sini, hehe

(1) Motegi. Vale dipepet (sandwich) di tengah pack jelang T2 Lap 1. Hanya Ben Spies yang turut menjadi
korban. Beruntung Spies masih bisa finish P6.

(2) Phillip Island. Vale crash lagi di PI, tepatnya di T10 (downhill hairpin) dan  'anehnya' kok dibelakangnya
Bautista! Vale solo crash ^& gak terjadi kontak dengan Bautista (setelah ia crash) . Foto diatas cukup ngeri sih,
kayak kepala Vale ketabrak ban depan Bautista (meskipun sebenarnya enggak).

(4) Valencia, Kejadian jelang T1 Lap 1, sama persis dengan crash Vale di Motegi. Bautista "ke-sandwich" di tengah
pack & makan korban 3 pembalap lain. Beruntung Dovi (4) dan Elias (24) selamat dari kejadian ini.

Tidak bisa dipungkiri, dengan banyaknya kejadian negatif yang saya tulis di atas; MotoGP 2011 adalah musim terburuk dan semoga tidak akan terulang lagi di masa depan!

Review MotoGP Sachsenring 2016 - Cerita Misano 2015 & Beberapa Hal Menarik ke Depannya!

King of the Ring. Hubungan Marc dengan Sachsenring 'mirip' Vale dengan Mugello.
Anaehnya Malah Bukan dengan Sirkuit di Spanyol.

Saya gak mau nulis panjang lebar tentang review race MotoGP seri Jerman kali ini. Karena (kejadian kali ini) sama persis dengan race MotoGP San Marino musim lalu. Marc tampil nothing to lose, mengganti motornya lebih awal, karena ia tahu kalau kondisi trek akan sangat menguntungkannya kalau mengganti motor (dengan ban slick) lebih awal. Marc memang tampak kesusahan saat balapan dalam kondisi basah. Tetapi saat trek berangsur mengering, Marc adalah 'profesor' di kondisi tersebut.

Hal yang 'sama persis' juga dialami oleh Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. Duo pesaing terdekat Marc tersebut tampil buruk (lagi) di Grand Prix basah kedua secara beruntun. Bahkan untuk Jorge, mood-nya sudah hilang sejak hari Jumat (mungkin). Saat race ia semakin kehilangan mood-nya dan tampak adem ayem meskipun cuma finish di P15 (1 poin).

Sementara untuk Vale, ini adalah kegagalan ketiga secara beruntun di race yang membutuhkan pergantian motor karena perubahan kondisi lintasan. Misano 2015 dan Argentina 2016 (masih lumayan ia bisa finish P2) adalah dua race sebelumnya. Kalau sampai di kesempatan ke-4 ia masih gagal juga, kayaknya ia harus memakai lagi helm Donkey edisi Misano 2009, hehe.

Oke, review race kali ini cukup segitu aja. Kita lanjut ke hal lain yang menarik untuk kita nantikan!

Next Stop: Red Bull Ring (14 Agustus)

Dari nama sirkuit, bisa dibilang race kali ini adalah 'home race' untuk pembalap Red Bull seperti Marc Marquez, Dani Pedrosa, Jack Miller, Maverick Vinales, hingga Jonas Folger. Khusus untuk duo Repsol Honda (yang timnya juga didukung Red Bull), mereka pernah beberapa kali menguji coba sirkuit ini untuk kepentingan promosi Red Bull. Salah satunya adalah Marc Marquez Racing Science berikut ini.




Marc dan Dani mungkin akrab dengan Red Bull Ring karena faktor sponsor mereka. Tetapi Valentino Rossi adalah satu-satunya pembalap di MotoGP musim ini (untuk semua kelas) yang pernah merasakan balapan Grand Prix di sirkuit bernama asli Osterreichring tersebut. Austrian Grand Prix 1997, kelas 125cc; Valentino Rossi muda finish P2 di belakang Noboru Ueda dengan selisih hanya 0,004 detik! Wow.

Marc, Dani, Vale, udah 'kenal' betul dengan Red Bull Ring, gimana kabar Jorge ya? hehe

Menunggu Keajaiban MotoGP Paruh Kedua

Kondisi kali ini sama persis dengan MotoGP 2006. Rider tim Repsol Honda tampil konsisten dan memimpin 50'an poin dari rival di Yamaha hingga jeda musim panas. Dulu peran ini diambil oleh Nicky Hayden, sekarang oleh Marc Marquez. Tetapi jelas, peran Marc kali ini jauh lebih kuat daripada peran The Kentucky Kid 10 tahun yang lalu.

Menjelang akhir musim 2006, Valentino Rossi berhasil memangkas jarak poin (dari 51 poin di paruh musim) bahkan mengunggulinya pasca Estoril 2006. 'Kejatuhan' Hayden waktu itu dipengaruhi oleh beringasnya pembalap lain, selain Valentino tentu saja, seperti Loris Capirossi (Ducati) hingga rider Honda lainnya seperti Dani Pedrosa dan Marco Melandri. Pembalap-pembalap tersebut mampu 'menahan' Nicky Hayden untuk mengoleksi poin lebih banyak sehingga sangat menguntungkan Valentino Rossi. Akankah hal tersebut bisa terunlang lagi musim ini?

Saya kira akan sangat sulit. Kenapa? Karena tidak ada lagi peran seperti Loris Capirossi dan Marco Melandri di musim ini. Bahkan Dani Pedrosa pun (yang masih aktif membalap) tidak bisa mengulangi hal yang sama. Duo Ducati serta Maverick Vinales bisa saja menjadi pengganti Loris dan Melandri, meskipun tetap saja akan sulit.


Siapa yang Bisa Gantiin Peran Loris-Dani-Melandri untuk Vale Musim ini?

Analisis; Permasalahan Tentang Grand Prix di Beberapa Negara Termasuk MotoGP Indonesia yang Carut-Marut!

MotoGP Inggris di Circuit of Wales sampai sekarang belum jelas kapan pembangunannya akan dimulai. Proyek sirkuit senilai 300'an juta pounds ini terkendala oleh pendanaan yang semakin tidak jelas, 3 tahun setelah masterplan sirkuit ini dipublikasikan!

Sirkuit karya arsitek Populous ini sudah mendapatkan kontrak untuk menggelar MotoGP selama 5 tahun antara 2015-2019. Tetapi setelah sirkuit tidak siap untuk digunakan musim 2015-2016, maka gelaran MotoGP tetap akan berlangsung di Silverstone (sebelumnya direncanakan di Donington Park tetapi gagal).

MotoGP Hungaria di sirkuit Balatonring direncanakan akan digelar mulai musim 2009 lalu. Tetapi karena krisis ekonomi global pada waktu itu membuat gelaran MotoGP Hungaria ditunda hingga 2010. Dan akhirnya pada Maret 2010 proyek MotoGP tersebut resmi dibatalkan (bukan lagi ditunda) dan tidak ada kabar selanjutnya sampai sekarang. Padahal sirkuit sudah dibangun sejak 2008 dan manajemen sirkuit sempat mensponsori Gabor Talmacsi (Hungaria) di ajang GP250 musim 2009. Proyek sirkuit tersebut kini mangkrak dan meninggalkan 'bekas' layout aspal yang belum terselesaikan.


Proyek Mangkrak MotoGP Hungaria, Setidaknya Sirkuit Mereka Sudah Bisa 'Dilihat'

Formula 1 Perancis gagal menemukan 'rumah' yang tepat selama lebih dari 20 tahun. Sirkuit Magny-Cours adalah sirkuit terakhir yang menggelar F1 Perancis. Tetapi sirkuit tersebut tidak bisa memuaskan publik F1 karena tidak se-spektakuler sirkuit Spa, Monaco atau Monza. Gelaran F1 di Perancis sebelumnya dilaksanakan di Paul Ricard, tetapi masalahya tetap sama dengan Magny-Cours, sirkuitnya membosankan!

Salah satu venue yang dirasa paling ideal untuk F1 Perancis adalah sirkuit Le Mans Bugatti, bagian kecil dari sirkuit legendaris la Sarthe (Le Mans). Tetapi rencana 'mengembalikan' F1 ke Le Mans ditolak mentah-mentah oleh organizer setempat, ACO. Le Mans Bugatti pernah menyelenggarakan F1 pada musim 1967. Tetapi waktu itu sirkuit tersebut 'dibenci' karena terlalu monoton dan boring. Makanya F1 di Le Mans cuma berlangsung sekali dan sekarang mereka justru menginginkan sirkuit tersebut (setelah dilakukan pengembangan selama puluhan tahun). Gila kan? Salah satu negara terkuat di balap mobil secara tegas menolak F1!

Well, hampir di setiap negara penyelenggara Grand Prix pasti mengalami berbagai masalahnya sendiri-sendiri. Mulai dari Silverstone hingga Austin. Semuanya mempunyai masalah sendiri-sendiri, mulai tentang fans, hukum setempat, aksi balapan, dan lain sebagainya. Hanya ada beberapa negara dengan seri GP yang 'adem-ayem' saja, minim masalah dan langgeng selama bertahun-tahun. Sebut saja Sepang dan Losail. Khusus untuk Losail, gelaran MotoGP mereka awet karena GP Qatar adalah satu-satunya balapan MotoGP di 'gurun' dan berlangsung malam hari. Suka-tidak-suka dengan Losail, race mereka adalah 'satu-satunya; di dunia.

Proyek MotoGP Indonesia juga mempunyai masalah tersendiri. Meskipun hampir sama dengan dua proyek MotoGP sebelumnya (Wales dan Hungaria), tetapi kasus di Indonesia ini agak berbeda. Kalau di Wales dan Hungaria faktor pendanaan adalah hal yang utama, di Indonesia masalah tersebut (pendanaan) harus ditambah dengan organizer lokal (sampai Menteri terkait) yang gak paham soal MotoGP. Objektif mereka hanyalah MotoGP sebagai ajang pariwisata dan keuntungan finansial untuk negara.

Pemahaman mereka belum sampai 'menyelenggarakan MotoGP karena kita mencintai motorsport dan efek positif motorsport untuk pembentukan karakter masyarakat, khususnya pecinta motorsport'. Saya yakin belum sampai pemahaman itu.

Kalau benar Kemenpora menginginkan MotoGP, haruslah mereka membuat satu tim khusus untuk mempersiapkan segala kebutuhan untuk ajang tersebut. April 2015, pihak sirkuit Sentul menyebutkan kalau mereka dan Kemenpora akan bekerja sama untuk mengembalikan MotoGP ke Indonesia. Dan beberapa bulan kemudian mereka (kedua belah pihak) mengumumkan penandatanganan kontrak MotoGP selama 3 musim mulai tahun 2017. Sampai disini mereka cukup oke, termasuk mempersiapkan draft rancangan renovasi sirkuit Sentul sesuai dengan yang diinginkan MotoGP.

Beberapa bulan berselang mulai muncul masalah baru. Sirkuit Sentul harus merenovasi sirkuit dengan dana mereka sendiri. Pemerintah enggan membantu dengan APBN karena itu melanggar undang-undang (Sentul adalah milik swasta yang tidak boleh dibantu oleh pemerintah). Setelah itu sempat dikabarkan MotoGP Indonesia batal digelar di Sentul dan pemerintah mendapatkan opsi sirkuit baru di Palembang. Bahkan gubernur Sumsel sudah memastikan bisa membangun sirkuit tanpa dana dari pemerintah. Masalah terselesaikan? No.


Ini Siteplan Sirkuit Wales, Bagian dari Masterplan yang Sangat Detail

Ini Masih Rancangan Kasar Sirkuit, Sekedar di Print di Kertas A4.

Sampai bulan Juli 2016 banyak berita di media massa yang simpang siur tentang MotoGP Indonesia dan semuanya gak jelas. Saya sampai bosan membacanya. Lalu Juli 2016 sudah bisa dipastikan MotoGP Indonesia 2017 (di sirkuit Sentul terutama) batal dilaksanakan karena sampai H-15 bulan tersebut belum ada masterplan renovasi Sentul (atau sirkuit baru di Palembang) yang disetorkan ke FIM/Dorna. Atau bahasa mudahnya, hingga H-15 bulan, tidak ada progress dalam persiapan MotoGP Indonesia untuk musim depan.

"Sentul yang Batal Gelar MotoGP, Bukan Indonesia" 

Pernyataan Menpora menanggapi 'gagalnya MotoGP Indonesia 2017'. Dia bilang yang gagal Sentul (karena tidak bisa mendapatkan dana sendiri untuk renovasi sirkuit plus soal progress yang masih 0%), Menpora juga bilang 'harus' untuk penyelenggaraan MotoGP 2017. tetapi belum tahu mau diadakan dimana. Kalaupun benar di Palembang, mana masterplan-nya? Terlalu mepet karena tinggal 15 bulan. Bisa sih kalau dikebut, tetapi jelas dananya akan membengkak dan kualitasnya 'dipertanyakan'.

Nah begitulah masalah yang kita hadapi. Hampir sama tetapi jelas berbeda dengan kasus di Wales dan Hungaria. Indonesia dengan pede-nya mengumumkan kontrak padahal hanya bermodal rancangan kasar sirkuit Sentul yang dicetak di selembar kertas A4. Juga hanya berjarak dua tahun tetapi sampai H-15 bulan event gak tampak satupun progress persiapan yang serius. Opsi pemunduran event menjadi 2018 menurut saya adalah blunder yang memalukan.

Wales dan Hungaria sudah menyiapkan masterplan detail bahkan sudah mulai membangun sirkuit, wajar kalau MotoGP mereka ditunda (dan dibatalkan) kalau masalahnya hanya 'sekedar' pendanaan. Sementara di Indonesia lebih kacau, buru-buru mengambil keputusan dan menandatangani kontrak tapi gak konsekuen dengan keputusan tersebut. Terlihat sangat tidak profesional karena terbentur masalah hukum setelah penandatanganan kontrak atau penyerahan masterplan sirkuit, dan terbukti, progress 0%.

"Lawmaker Blames Sports Ministry for MotoGP Cancellation"

Dan akhirnya saling menyalahkan. Sentul gagal, Menpora nyalahin. MotoGP gagal gantian DPR yang nyalah-nyalahin. Ibarat pesta, Menpora pengen bikin pesta MotoGP. Sebagian dana untuk PESTA didapatkan lewat DPR. Sentul gak bisa jadi tuan rumah, Menpora & DPR marah, saling tunjuk siapa yang salah, Meanwhile, Palembang yang sempet ngasih harapan malah melipir, apalagi kementerian pariwisata. wkwkwk.

Wassalam...

Analisis Motocross; Kalender Balap MXGP 2017 (termasuk seri Indonesia!)

Oktober tahun lalu saya memposting info tentang kalender balap MXGP musim ini. Dan kurang dari setahun setelahnya, saya sudah memposting info yang sama untuk musim depan. Terimakasih untuk press release FIM tertanggal 5 Juli 2016 sehingga saya bisa menganalisa kalender MXGP musim depan!



SOUTH EAST ASIAN SERIES

Salah satu kejutan di kalender balap MXGP musim depan adalah masuknya seri Indonesia untuk menggantikan seri Thailand yang sudah ada sejak musim 2013. Hilangnya seri MXGP Thailand sudah bisa diprediksi karena sering terjadi pemindahan venue tiap tahunnya, terutama di 3 musim terakhir. Terhitung sejak 2013-2016, MXGP Thailand sudah digelar di 4 trek berbeda mulai dari Si Racha (2013-2014), Nakhonchaisri (2015) dan terakhir Suphanburi (2016). Selain itu seri MXGP Malaysia juga tampak tidak akan kembali lagi tahun depan setelah dicoret untuk musim ini. Jangan sampai seri MXGP Indonesia bernasib sama dengan seri Malaysia.

MINOR CHANGES

Selain kembalinya seri MXGP Indonesia, dan 'hilangnya' seri Malaysia dan Thailand, perubahan minor lainnya juga terjadi di kalender musim 2017. Yaitu seri Spanyol dan Amerika Serikat (berkurang dari 2 seri menjadi 1 saja). Khusus untuk Spanyol, tanda-tanda hilangnya seri mereka sudah terlihat saat draft kalender musim ini hanya berisikan kata TBA untuk tanggal yang akhirnya menjadi seri mereka. Sedangkan seri MXGP Amerika Serikat musim depan akan berkurang karena mereka juga akan menggelar seri Motocross of Nations di bulan Oktober. Glen Helen sebenarnya adalah venue MXoN musim depan, tetapi di draft kalender masih tertulis TBA

USA FOCUS

Menarik untuk melihat sirkuit apakah yang akan digunakan untuk MXGP seri Amerika Serikat musim depan. Karena kalau mempertahankan trek musim ini (dibangun non-permanen di atas trek drag race 'zMAX Dragway'). Trek ini akan menjadi versi Motocross dari trek Daytona Supercross. Jujur saya bukanlah penggemar trek Motocross non-permanen, karena sangat plastik! 3 seri motocross ternama dibangun secara non-permanen, Assen, Lausitzring dan Miller Motorsport Park (ex-venue World Superbike) dan semuanya mengecewakan. Saya justru berharap seri MXGP Amerika Serikat bisa digelar di trek permanen yang 'Amerika' banget seperti Freestone mungkin? Semoga saja!




Bagus sih, rame sih, tetapi ini Motocross bukan Supercross! (Charlotte MXGP 2016)

3 TBA SERIES

Oiya, ada juga 3 seri TBA termasuk satu seri yang bahkan belum ketahuan siapa negara penyelenggaranya, apakah mungkin Spanyol atau USA 2? (atau USA 3 lebih tepatnya). Seri TBA lainnya adalah Italy 1 dan Jerman. Saya memprediksi seri Italy 1 akan menjadi milik Pietramurata (sama seperti tahun ini) atau Maggiora (yang tahun ini menggelar MXoN). Dan terakhir seri Jerman kemungkinan besar tetap berada di Teutschental, tetapi saya berharap seri mereka bisa 'pindah' ke Gaildorf atau sirkuit Jerman lainnya (biar gak bosen).

OPINION & FANTASY

Dari sekian banyak seri di kalender musim depan, saya tertarik dengan seri Belanda yang masih berada di Assen. Entah apa maksudnya seri 'MXGP yang digelar di sirkuit MotoGP' tersebut bertahan hingga 3 musim lamanya. Padahal jelas-jelas trek Assen 'gak masuk akal' dan akan lebih baik digelar di Lierop. Atau Valkenswaard jadi seri Belanda dan Bastogne (Belgia) jadi seri Eropa. Emang sih seri di Belanda jadi berkurang satu, tapi Bastogne 'kan sama saja masih termasuk Benelux.

CONCLUSION

Pada akhirnya dalam setiap postingan yang membahas kalender balap musim selanjutnya, saya selalu berharap ada perubahan-perubahan trek atau kalender sehingga saya bisa tahu lebih banyak lagi tentang sirkuit-sirkuit indah di seluruh dunia. Apalagi ini motocross kan? Pasti berhubungan dengan alam dan pemandangan di sekitar sirkuit.