Favorit: Budaya Motorsport Jepang

Jika disuruh menyebutkan 2 negara dengan budaya motorsport terbaik, tanpa ragu saya akan menjawab Jepang dan Amerika Serikat-lah 2 negara itu. Memang saya sengaja mengesampingkan negara-negara lain seperti Inggris, Perancis, Italia, Jerman, dan Australia. Kenapa Jepang? Karena disana sangat komplit! Simpel dan efisien.

Dari segi infratruktur balap, Jepang mempunyai Suzuka, Motegi, Fuji, Sugo, Okayama, Autopolis, dan Tokachi. Satu sirkuit kini telah menjadi properti private dari Mazda, yaitu sirkuit Mine. Hampir semua ajang balap mayor di dunia pernah digelar di negara ini. Mulai dari NASCAR hingga World Superbike.

Salah satu hal yang menjadi favorit saya adalah generasi emas pembalap Jepang di GP dan Superbike pada era 90'an hingga awal 2001. Waktu itu hampir di setiap GP Jepang di sirkuit Suzuka atau Motegi, juga Superbike di Sugo; pembalap asal Jepang selalu mendominasi race, baik itu pembalap reguler ataupun wildcard. Beberapa diantaranya bahkan mampu memenangi titel juara dunia, seperti Tetsuya Harada, Daijiro Kato, dan Haruchika Aoki.

Selidik punya selidik, ternyata generasi emas itu muncul karena iklim kompetisi dalam negeri yang cukup baik. Selain itu rata-rata pembalap di generasi emas itu lahir pada tahun 1965-1975 (plus minus 2 tahun), sehingga usia saat mereka berlaga di kejuaraan nasional awal 90'an sekitar dibawah 25'an tahun.

Golden era tersebut lahir juga karena infrastruktur balap yang memadai. Terhitung 4 sirkuit internasional hadir di era 90'an, Sugo, Autopolis, Okayama, dan Motegi (serta beberapa sirkuit level klub lainnya). Tentu saja sinergi iklim kompetisi yang baik, dukungan manufaktur dari The Big 4 serta infrastruktur balap yang baik adalah kunci kesuksesan generasi 90'an ini. Salah satu bukti nyata adalah kesuksesan pembalap Jepang, baik reguler ataupun wildcard, saat balapan GP singgah di sirkuit mereka. Untuk predikat local hero, favorit saya adalah Norick Abe dan Daijiro Kato.

Ngomongin soal The Big 4 alias Honda, Yamaha, Kawasaki, dan Suzuki; kiprah keempatnya sudah tidak diragukan lagi di Grand Prix. Mungkin cuma Kawasaki yang belum menunjukkan tajinya.

Tetapi di kancah World Superbike, The Big 4 sudah cukup mendominasi. Terhitung sejak 2005, keempat pabrikan tersebut berhasil mengantarkan pembalapnya memenangi title juara dunia World Superbike. Dan uniknya, keempat pembalap juara dan satu kemungkinannya adalah pembalap yang berasal dari negara berbahasa nasional Inggris.

  1. 2005 Suzuki - Troy Corser AUS
  2. 2007 Honda - James Toseland GBR
  3. 2009 Yamaha - Ben Spies USA
  4. 2013 Kawasaki - Tom Sykes GBR
  5. 2015 Kawasaki - Jonathan Rea GBR (kemungkinan besar)

Jangan lupakan juga di Motocross (MXGP atau AMA/Amerika Serikat). Yang terbaru adalah Romain Febvre menjuarai MXGP 2015 bersama Yamaha YZF450!


********************

Jepang adalah sedikit negara yang mampu menggelar kejuaraan nasional balap mobil single seater yang levelnya diatas Formula 3. Super Formula atau dulu dikenal dengan nama Formula Nippon adalah balap mobil single seater kasta kedua yang menjadi destinasi pembalap yang ingin atau yang tersingkir dari arena GP dunia. Kazuki Nakajima, Vitantonio Liuzzi, dan Narain Karthikeyan adalah beberapa contohnya.

Toyota dan Honda bersaing menciptakan mesin yang mumpuni untuk ajang balap ini. Sementara itu Dallara didaulat menjadi penyuplai sasis (Dallara adalah penyuplai sasis untuk balap GP2 dan Indycar). Pembalap-pembalap Jepang dan internasional saling bertarung di kejuaraan ini. Uniknya, sebagian besar dari mereka juga turun di balap Super GT Japan (Grand Touring) karena sistem sharing driver yang digunakan.

Ngomongin soal Super GT, balap ini adalah salah satu balapan GT di dunia dimana semua mobil yang berlaga di kelas utama adalah mobil lokal (satu lainnya adalah balap DTM Jerman). Honda, Lexus (Toyota) dan Nissan adalah pemain utama di Super GT kelas GT500 (kelas utama). Tiap-tiap pabrikan diwakili oleh beberapa tim dan masing-masing tim hanya mengutus satu mobil saja.

Ini adalah salah satu favorit saya karena tiap-tiap mobil dinamai dengan nama sponsor mereka. Misalnya Keihin NSX, Motul GTR, atau Petronas RCF. Di negara lain, misalnya di NASCAR, tiap-tiap mobil dinamai berdasarkan nomornya, misal #43 atau #7.


********************

Well, beberapa hal patut kita contoh dari kesuksesan Jepang di dunia balap motor; terutama munculnya generasi emas 90'an yang sangat mengerikan tadi. Juga kemampuan Jepang menghidupi kejuaraan nasionalnya dengan balap-balap mobil berkelas dari manufaktur ternama di dunia. Sepertinya hanya ada beberapa negara yang mampu seperti mereka.

Spanyol yang mendominasi GP akhir-akhir ini pun saya rasa masih butuh banyak waktu untuk menyamai prestasi Jepang mendominasi motorsport dalam dan luar negeri. Salut (rz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar