Review MotoGP San Marino 2015

Ini pertama kalinya saya bikin review balap MotoGP. Grand Premio TIM di San Marino e Della Riviera di Rimini adalah GP pertama yang akan saya review.

Entah berhubungan atau tidak, helm 'ikan' Vale merefleksikan
keadaan lintasan saat raceday, Bad luck Vale!

Oke. Sekali lagi gambling cuaca bikin MotoGP kali ini kurang seru. Kondisi kering-basah-kering membuat balap tidak lagi tentang aksi overtaking, tetapi lebih ke pemilihan strategi penggunaan ban dan kapan masuk pitlane untuk ganti motor.

Sampai lap 16 atau 17 saya lupa, Marquez sudah masuk pit untuk mengganti motornya ke settingan kering (settingan awal). Sementara itu Lorenzo dan Rossi masing-masing bergantian mengganti motor lap berikutnya.

Pitlane's traffic

Saya sangat terkejut ketika mengetahui perbedaan lap-time Rossi (P1) dan Marquez (P3 setelah ganti motor kedua) sekitar 6 detik per lap (lebih cepat Marquez). Wow! Disini optimisme saya kalau Rossi bakalan menang (atau podium) semakin menipis.

Coba hitung dengan perhitungan sederhana. Jika lap sebelum top 3 mengganti motor kedua cuma berbeda 2 detik diantaranya (+4s antara Rossi dan Marquez). Sementara anggap saja waktu yang dibutuhkan oleh masing-masing pembalap untuk mengganti motor dan melintasi pitlane adalah 20 detik, berarti Marquez sudah tertinggal 24 detik dari Rossi saat ia keluar dari pitlane.

Tapi dengan keuntungan 6 detik per lap yang dimiliki Marquez membuat ia hanya berjarak 12 detik saat The Doctor masuk ke pitlane 2 lap setelahnya. Otomatis setelah Rossi kembali ke lintasan, gap antara keduanya kini cuma sekitar 8 detik (20s-12s). Ditambah adaptasi lintasan setelah Rossi kembali, gap yang diciptakan tentu lebih besar lagi. (Perhitungan diatas hanya perkiraan saja biar lebih sederhana hehe).

Mengejar gap kurang lebih 8 detik di 5 lap menjelang finish untuk Rossi adalah hal yang mustahil. Terlebih setelah melihat hasil resmi yang dirilis MotoGP.com, gap sebenarnya antara Rossi (P5) dan Marquez (P1) adalah 33 detik. Wow!

Balap di kondisi tak menentu seperti MotoGP Misano ini memang cenderung mengundang drama. Semua pasti masing ingat bagaimana Alex Barros (Camel Honda), Marco Melandri (Fortuna Honda), dan Chris Vermuelen (Rizla Suzuki) secara tidak terduga menjuarai MotoGP Portugal 2005, MotoGP Australia 2006, dan MotoGP Perancis 2007 di kondisi yang serupa. Untuk MotoGP Misano kali ini kejutan terbesar menurut saya adalah hasil yang sangat tidak terduga yang diraih Bradley Smith, Scott Redding, dan Loris Baz (P2-P4). Catatan untuk Scott Redding, ia bahkan sempat terjatuh di awal lomba saat masih menggunakan motor kering di trek basah. Luck!

Dan untuk MotoGP modern ini (1000cc), Marc Marquez adalah rider paling beruntung karena (seingat saya) dia berhasil menjuarai 3 GP di kondisi serupa. Selain Misano 2015, ia berhasil menjuarai Assen 2014 dan Sachsenring 2014. Sementara itu mungkin Valentino Rossi adalah rider yang selalu kurang beruntung. Setau saya ia belum pernah menjuarai balap di kondisi seperti ini. Bahkan memori terburuk adalah saat ia terjatuh di Le Mans 2009, beberapa lap setelah ia mengganti motornya.

Marc Marquez menjadi lebih santai menjalani sisa musim 2015.

Yang pasti posisi 5 Valentino Rossi kali ini setidaknya menambah keuntungan 11 poin di klasemen. 'Terimakasih' untuk Jorge Lorenzo yang DNF sehingga posisi keduanya kini di klasemen terpaut 23 angka. Dengan 5 balapan tersisa, pertarungan MotoGP menjadi lebih seru. Selisih 63 poin antara Rossi dan Marquez juga masih bisa dikejar tetapi kemungkinannya sangat tipis.

Klasemen MotoGP 2015 (setelah seri ke-13)

1              247         Valentino Rossi
2              224         Jorge Lorenzo (+23)
3              184         Marc Marquez (+63)
4              159         Andrea Iannone (+88)
5              135         Bradley Smith (+112)

#Sekali lagi Rossi kurang beruntung & strategi yang sangat jitu dari Marquez (belajar dari Aragon 2014 mungkin, hehe) (rz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar