Analisis; Sirkuit Tercepat dan Terlambat di MotoGP (+)

Gak akan ada yang menyangka kalau sirkuit dengan trek lurus terpanjang di MotoGP, Circuit of the Americas (Austin) adalah sirkuit terlambat kedua di MotoGP diatas sirkuit Valencia. Hal ini menjadi catatan yang cukup unik mengingat hampir semua trek MotoGP yang dirancang oleh Hermann Tilke kecepatan rata-ratanya maksimal 171 km/h (Istanbul Park). Sirkuit Sepang sendiri termasuk sirkuit medium dengan kecepatan rata-rata 165 km/h. Berikut adalah data lengkapnya.
  1. 177.6 km/h         Phillip Island
  2. 173.7 km/h         Mugello
  3. 173.3 km/h         Rio Hondo
  4. 173.2 km/h         Assen
  5. 167.8 km/h         Aragon
  6. 166.7 km/h         Losail
  7. 166.3 km/h         Brno
  8. 165.3 km/h         Catalunya
  9. 163.7 km/h         Sepang
  10. 161.1 km/h         Indianapolis
  11. 161.0 km/h         Sachsenring
  12. 160.7 km/h         Le Mans
  13. 159.3 km/h         Jerez
  14. 158.6 km/h         Austin
  15. 154.4 km/h         Valencia (data 2014)
  16. 153.0 km/h         Silverstone (wet race, 173.3 km/h 2014)
  17. 147.5 km/h         Motegi (wet race, 163.2 km/h 2014)
  18. 146.6 km/h         Misano (wet race, 160.4 km/h 2014)
*Semua data adalah versi 2015, kecuali data sirkuit Valencia dan 3 sirkuit di musim ini yang menggelar wet race sehingga data 2014 juga ikut disertakan.

Dari data di atas terlihat, sirkuit-sirkuit dengan berkecepatan tinggi justru mampu menyajikan pertarungan yang menegangkan di musim ini. Phillip Island, Rio Hondo, Aragon, Losail adalah beberapa diantaranya. Sementara Mugello cukup terkenal dengan battle MM dan JL pada musim lalu.

Sirkuit ini tidak cocok untuk MotoGP!

Sebaliknya, dari data diatas juga bisa disimpulkan kalau sirkuit-sirkuit lambat, terutama Austin, sangat tidak menarik untuk dijadikan sebagai venue balapan. Dari 9 pembalap yang kompetitif di babak kualifikasi (total hanya berjarak 1 detik antara grid 1 dan 9). Tetapi pada saat race hanya tersisa 3 pembalap saja yang bisa battle di depan. 

Sirkuit Austin ini berkarakter stop-and-go dengan banyak tikungan lambat. 3 tikungan lambat yang menurut saya paling menyebalkan adalah tikungan pertama serta 2 tikungan sebelum dan sesudah backstraight. Seharusnya hal ini bisa dijadikan pertumbangan kalau race seri Amerika Serikat lebih baik diadakan lagi di Laguna Seca yang sangat menantang!

Sementara itu sirkuit lain dengan kecepatan yang cukup lambat, terutama di Eropa, masih lebih baik dibandingkan Austin. Karena berkarakter technical, bukan stop-and-go seperti di Austin. Fakta menarik seputar kecepatan sirkuit dan hubungannya dengan race yang akan disajikan, bisa digunnakan sebagai pedoman perancang sirkuit dalam bekerja. Karena MotoGP lebih suka dengan sirkuit yang cepat atau lambat tetapi technical. #saran


Remus-Gosser, tantangan terberat

PLUS: Menarik untuk dinantikan aksi di sirkuit Spielberg (Red Bull Ring) musim depan dimana sirkuit ini juga berkarakter semi-stop-and-go dengan dua tikungan yang cukup tajam.


1 komentar:

  1. A map was studied by Columbus before the trans-Atlantic cruise that had been cleaned using computer software
    http://www.suksestoto.com/

    BalasHapus