Drama (Jelang) MotoGP Malaysia 2015; Kabut Asap Hingga Konspirasi?!

  • Kabut asap diatas sirkuit Sepang mengganggu pernafasan, penglihatan, dan operasional siaran langsung via helicopter. Race dibatalkan? check
  • Andrea Dovizioso terjebak kabut asap dan harus berkendara 7 jam menuju sirkuit Sepang via laut-darat. check
  • Heboh press-con jelang GP weekend, Marquez berusaha membantu Lorenzo? check


Haze everywhere near Sumatera #pedulikabutasap

Well, menjelang GP Malaysia 2015; perang urat syaraf dan psikologis sudah mulai dilancarkan pembalap. Belum lagi masalah kabut asap yang mengancanm GP akhir pekan nati. Race dibatalkan?

Dari 3 berita diatas saya tertarik membahas berita terakhir. Sebuah pernyataan mengejutkan yang disampaikan oleh Valentino Rossi pada press-con hari ini (22/10). Yuk kita bahas langsung!



Marquez dianggap membantu Lorenzo dalam GP Australia minggu lalu.


Lho kok gitu? Bukannya MM93 overtake JL99 dan berhasil mengamankan 5 poin untuk Rossi? Kalau nggak gitu selisih poinnya sekarang cuma 6 saja lho.


Drama MotoGP emang lebih seru dibanding F1 sekalipun

Pernyataan singkat diatas memang benar. Tetapi Rossi punya perhitungan lain setelah membaca data teknis balapan. Singkatnya, atau kesimpulannya, Marquez adalah manusia tercepat dalam GP Australia tersebut. Dengan paket motor dan fisik yang ada, ia seharusnya bisa lolos di depan sendirian (atau setidaknya bertarung dengan Lorenzo) dan membiarkan pembalap lain dibelakangnya mendekat ke depan.

Tetapi yang terjadi di atas lintasan tidak seperti itu. Meskipun akhirnya Marquez tetap menjadi pemenang setelah melewati battle of group yang ketat, Marquez dianggap sengaja melaju pelan dan terlibat dalam rombongan Rossi-Iannone.

Ia dianggap sengaja menahan Rossi dan Iannone sepanjang balapan untuk kemudian gaspol di akhir lomba, menyalip Lorenzo dan menang. Memang terlihat licik, tapi itulah strategi balapan. Sah-sah saja. Keputusan Marquez menyalip Lorenzo juga bisa dianggap sebagai 'membayar' kesalahannya menahan Valentino Rossi sepanjang lomba.

Kemungkinan besar Rossi berniat untuk mendekat kepada Lorenzo dan memaksa terjadinya battle yang ketat karena dia yakin Lorenzo selevel dengan dirinya, Dengan begitu kemungkinan Rossi finish di depan Lorenzo (berapapun posisinya) semakin terbuka lebar. Tetapi hal tersebut tidak terwujud karena Marquez "mengganggu" sehingga Lorenzo berhasil menciptakan pace yang sempurna dan gagal didekati Rossi.

Percaya nggak? Entahlah. Kalaupun benar gak akan ngaruh apa-apa, sah-sah saja karena itu strategi balapan. Tapi aneh juga, balapan terbaik dekade ini terindikasi sebagai settingan yang direncanakan oleh Marquez. Keren lho! Bisa-bisa kemudian Marquez dijuluki the Director (nyaingin the Doctor-nya Valentino Rossi) hehe...

Saya lebih mengira kalau ini sebagai perang psikologis. Sebuah warning untuk Marquez agar tidak mengganggu battlenya dengan Lorenzo. Mungkin Rossi teringat kejadian Toni Elias yang menggagalkan kemenangannya di Estoril 2006 disaat ia bertarung ketat dengan Hayden di tabel klasemen.

Yang pasti, drama ini akan terus berlanjut hingga setidaknya 8 November. Akan sangat menarik ditunggu akhir dari MotoGP Silly Season 2015 ini (eits, kenapa Silly Season? tunggu jawabannya di posting selanjutnya!). Keep on fight guys! (rz)

*tulisan diatas merupakan hasil analisis pribadi dari berita yang dimuat di crash.net ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar